10 Mata Uang Terendah di Dunia

mata uang rendah

Mata uang adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan ekonomi suatu negara. Nilai mata uang dapat mencerminkan kondisi ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perekonomian suatu negara. Namun, beberapa mata uang di dunia mengalami devaluasi yang signifikan, sehingga nilainya menjadi sangat rendah. Kita akan menjelajahi beberapa mata uang terendah di dunia dan faktor-faktor yang memengaruhi nilai mata uang.

10 Mata Uang Terendah di Dunia

Berikut ini 10 mata uang terendah di dunia dan faktor-faktor yang memengaruhi nilainya:

1. Rial Iran (IRR)

Rial Iran adalah mata uang paling rendah di dunia dengan nilai tukar yang sangat rendah terhadap Dolar Amerika Serikat. Meskipun resmi digunakan, dalam percakapan sehari-hari, masyarakat Iran lebih sering menggunakan istilah Toman untuk menyebut mata uangnya. Faktor-faktor utama yang menyebabkan rendahnya nilai Rial Iran termasuk sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, ketidakstabilan politik, serta tingkat inflasi yang tinggi.

2. Dong Vietnam (VND)

Dong Vietnam adalah mata uang resmi negara Vietnam dengan nilai tukar yang rendah terhadap Dolar Amerika Serikat. Meskipun Vietnam telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam beberapa dekade terakhir, Dong tetap memiliki nilai yang rendah karena faktor-faktor seperti pembatasan investasi asing dan penurunan aktivitas ekspor.

3. Kip Laos (LAK)

Kip Laos adalah mata uang resmi negara Laos yang juga memiliki nilai yang rendah terhadap Dolar Amerika Serikat. Negara Laos menghadapi tantangan ekonomi yang serius, termasuk pertumbuhan ekonomi yang lesu, beban hutang luar negeri yang berat, serta inflasi yang tinggi.

4. Sierra Leonean Leone (SLL)

Sierra Leonean Leone adalah mata uang negara Sierra Leone di Afrika Barat yang memiliki nilai yang rendah terhadap Dolar Amerika Serikat. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya nilai mata uang ini termasuk tingkat inflasi yang tinggi, kemiskinan, ketidakpastian politik, serta dampak dari wabah Ebola dan perang saudara sebelumnya.

5. Pound Lebanon (LBP)

Pound Lebanon adalah mata uang negara Lebanon yang mengalami penurunan nilai yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Faktor-faktor yang memengaruhi nilai Pound Lebanon termasuk sanksi ekonomi, harga minyak dunia yang naik, inflasi yang tinggi, krisis perbankan, dan ketidakstabilan politik.

6. Rupiah Indonesia (IDR)

Rupiah Indonesia adalah mata uang yang digunakan di negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia. Meskipun memiliki populasi yang besar, Rupiah Indonesia tetap mengalami tekanan nilai yang rendah. Saat ini, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat adalah sekitar 16.000 IDR. Meskipun demikian, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah serta kebudayaan yang kaya, yang bisa menjadi potensi untuk pertumbuhan ekonomi di masa depan.

7. Som Uzbekistan (UZS)

Som Uzbekistan adalah mata uang negara Uzbekistan di Asia Tengah. Meskipun Uzbekistan telah melakukan reformasi ekonomi sejak tahun 2017, Som masih tetap memiliki nilai yang rendah. Pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi tinggi, dan kemiskinan kronis menjadi faktor-faktor utama yang mempengaruhi nilai mata uang ini.

8. Franc Guinea (GNF)

Franc Guinea adalah mata uang negara Guinea di Afrika Barat. Meskipun memiliki sumber daya alam yang kaya, seperti emas dan berlian, Guinea masih menghadapi tantangan ekonomi yang serius. Sejarah inflasi tinggi, ketidakstabilan politik, dan masuknya pengungsi dari negara tetangga merupakan beberapa faktor yang menyebabkan melemahnya nilai Franc Guinea.

9. Guarani Paraguay (PYG)

Guarani Paraguay adalah mata uang negara Paraguay di Amerika Selatan. Meskipun memiliki pembangkit listrik tenaga air yang besar, Paraguay masih menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Tingginya tingkat inflasi, pencucian uang, dan penyelundupan narkoba merupakan beberapa masalah ekonomi yang menghambat pertumbuhan ekonomi negara ini.

10. Shilling Uganda (UGX)

Shilling Uganda adalah mata uang negara Uganda di Afrika Timur. Meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, Uganda masih menghadapi tantangan ekonomi yang serius. Pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, hutang yang besar, dan kerusuhan politik menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi nilai mata uang Uganda.


Baca juga artikel ekonomi lainnya di Kanal Ekonomi Bisnis yang bisa memperluas wawasan:


Penutup

Mata uang terendah di dunia menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang kompleks, mulai dari inflasi tinggi hingga ketidakstabilan politik dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Meskipun demikian, beberapa negara memiliki potensi untuk mengatasi tantangan ini melalui reformasi ekonomi yang efektif dan pengembangan infrastruktur. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan nilai mata uang negara-negara ini dapat meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Anda telah membaca ulasan singkat tentang "10 Mata Uang Terendah di Dunia" yang telah dipublikasikan oleh Kanal Ekonomi Bisnis. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan. Terima kasih.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *